Pengrajin Warangka Keris Trenggalek

Keris adalah warisan leluhur Indonesia, senjata yang konon menjadi pegangan orang terdahulu tersebut kini masih eksis di kota alen-alen Trenggalek, salah satunya di pengrajin warangka.

Supendik Warga Desa Ngulankulon, Pogalan, Trenggalek yang melestarikan budaya tersebut kini mendatangkan nilai bisnis dengan membuat warangka keris untuk dijual kepada pelestari.

Supendik begitu fokus saat menyelesaikan kerajinannya warangka keris, hingga beberapa kali melihat beberapa bagian yang kurang dan perlu dihaluskan.

Supendik mengaku menjadi seorang pengrajin warangka sebenarnya di luar dugaan, karena sebelumnya dirinya adalah seorang pekerja serabutan di bangunan.

Sejak tahun 1990 tahun lalu, tiba-tiba dirinya tertarik ketika diperlihatkan sebilah keris koleksi sang ayah, bersamaan itu sang ayah mengajarkan bagaimana cara membuat warangka tersebut hingga kerisnya.

Pada saat itu secara berangsur dirinya mulai senang akan keberadaan keris hingga ingin mempelajari makna yang terkandung didalamnya.

Sehingga proses pembelajaran tersebut dilakukan berdasarkan sisi seni yang terkandung di dalamnya, apalagi dalam membuat kerangka memiliki bentuk yang berbeda di setiap daerah tertentu.

“Untuk mendalami model keris, saya dulu pernah datang ke Solo dan Yogyakarta melihat pembuatan kerangka. Biar nanti waktu buat tidak salah,” katanya.

Sedikit demi sedikit dirinya mulai menguasai bagaimana cara membuat warangka keris yang baik, hingga disukai para pecinta keris lainnya.

Sedangkan, tata cara pembuatan warangka keris sendiri dimulai dari mencari bahan baku, untuk saat ini paling banyak dirinya menggunakan bahan baku dari kayu sono.

“Kayu sono itu tekstur kayunya kuat mudah dibentuk, dan bisa tahan lama. Namun, dalam pemilihan kayu tersebut tidak boleh asal sebab keindahan dan seni warangka keris dilihat dari pola kayu yang menjadi bahan baku, sehingga setiap kali mencari bahan baku selalu melihat pola serat kayu,” paparnya.

Dari semua jenis kayu yang dibuat, paling bagus adalah jenis kayu timo. Sebab memiliki pola serat dan warna yang bagus cocok untuk dibuat warangka, sehingga jika dari kayu tersebut pastinya harganya lebih mahal. Saat ini kayu jenis tersebut sulit didapat, sehingga kebanyakan warangka dibuat dari bahan kayu sono, kelengkeng, dan jati.

“Dalam pembuatan warangka keris sendiri, hal tersulit adalah bagian membuat pola pada bagian pidakan, keatas. Karena pada bagian tersebut menentukan ciri khas keris dari daerah mana, seperti solo, mataram, dan sebagainya. sehingga harus jeli dalam mengukirnya,” tegasnya.

Biasa satu buah warangka keris, dijual seharga Rp 200 ribu hingga jutaan rupiah, harga tersebut bisa lebih tinggi tergantung bentuk dan jenis bahan yang digunakan.

Harga kerisnya mencapai harga jutaan. Pasalnya, kualitas warangka buatannya sudah diakui oleh pecinta dari luar daerah, buktinya banyak pecinta dari solo, yogyakarta dan sebagainya secara rutin memesan.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *